Search This Blog

Cicilan 0% Kartu Kredit, Riba??



Assalamualaikum gengs,

Kali ini bahasannya agak berbeda yah. Kalian tau kan kalau millenials sekarang itu cukup bergantung dengan kartu kredit. Mau beli ini gesek, mau beli itu gesek. Keberadaan kartu kredit ini memang membantu banget untuk para pengabdi lifestyle. Bahkan dijaman sekarang traveling pun bisa dibayar dengan kredit (Sungguh luar biasa dunia)

Tapi bagi kalian yg sudah berhijrah dan mulai melek dengan muamalah syariah. Pastilah hal ini jadi masalah. Keberadaan kartu kredit bukan lagi menjadi penolong melainkan jebakan. Pasalnya sistem cicilan dengan kartu kredit biasanya pasti ada bunganya. Dan yang namanya bunga tentu merupakan salah satu bentuk riba. Jadi jangan coba main-main yah.

Tapi bagaimana jika ada program promo berupa cicilan 0%. Sebagian muslim menganggap ini halal karena tidak dikenakan bunga atau cicilannya flat tiap bulannya.

Lah terus dimana masalahnya?

Nah masalahnya kenapa walaupun bunganya 0% tetap tidak halal adalah karena adanya ketentuan denda 3% yang dikenakan ketika kamu telat membayar angsuran. Denda 3% tersebut diberlakukan sebagai sanksi agar tidak terjadi keterlambatan pembayaran  angsuran. Yang mana denda bunga 3% tersebut juga merupakan bentuk riba.

Maka walaupun cicilannya flat dengan bunga 0%, tapi masih ada unsur riba didalamnya yang mana kita tahu dan kita menyetujuinya.

"Loh kan aku akan berusaha bayarnya tepat waktu terus!"

Nah permasalahannya Siapa yang bisa menjamin kalau kita akan selalu bisa membayar tepat waktu. Rezeki kita kan Allah yang atur. Sepandai-pandainya kita merencanakan tetap saja Allah yang menentukan. Lalu bagaimana jika tiba-tiba kita terkena musibah dan butuh biaya besar sehingga tidak dapat membayar cicilan tersebut tepat waktu

Tentunya sama saja akhirnya kita memberi makan Riba dengan membayar denda bunga keterlambatannya kan. Nah dalam hidup, soal apa yang akan terjadi nanti, besok, bahkan lusa, kita tidak akan pernah tau jadi untuk apa ambil resiko menentang syariat Allah. (duh ngeri deh sob)

Real Story, Kapok pakai Kartu Kredit

Sekitar 2 tahun lalu suamiku tanpa bilang-bilang membeli hp disuatu marketplace dengan menggunakan kartu kredit bunga cicilan 0%. Jujur saat itu aku kecewa karna sebelumnya aku sudah mengingatkan untuk tidak menggunakan kartu kredit dengan alasan tidak sesuai syariat dan kita sudah diskusi panjang lebar sebelumnya.

Namun suamiku tidak menggubris dan menenangkanku bahwa dia tidak akan terlambat membayar cicilannya. 4 bulan berjalan kebetulan saat itu suamiku juga sedang resign karna alasan tertentu (nanti kapan-kapan aku cerita yah) dan kondisi keuangan cukup sulit karna kami hanya mengandalkan pemasukan dari bisnis kuliner yang aku jalani dan belum besar.

Akhirnya terlambat membayar cicilan pun mulai terjadi dan aku meminta suamiku untuk bertaubat kepada Allah. Akhirnya Alhamdulillah atas izin Allah suamiku mendapat pekerjaan ditempat baru dengan gaji yang lebih baik dari perusahaan sebelumnya.

Namun, hal luar biasa pun terjadi. Tiba-tiba sehari sebelum suamiku masuk kerja. Hp yang dibeli menggunakan kartu kredit tersebut jatuh dijalan saat suamiku naik motor dan terlindas oleh mobil yang melintas. Jujur saat itu sedih banget rasanya karna kami belum punya uang untuk membeli gantinya yang baru.

Akhirnya kami sama-sama merenung. Aku tidak mau serta merta menyalahkan suami karna aku tau dia juga sedang sedih. Lalu aku merasa bahwa inilah bentuk sayang Allah kepada kami. Allah ingin melindungi kami dari harta yang tidak barokah. Dan aku yakin ketika kita bertaubat kembali kepada Allah dan tidak mengulanginya lagi. Allah akan memberi ganti rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Aku tau pasti, walaupun cicilannya belum lunas, tapi rusaknya hp suami itu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada kami.

Karna bisa jadi kalau Allah tidak menegur kami dengan kejadian tersebut. Pasti kami tidak akan pernah jera dan besar kemungkinan untuk mengulanginya kembali.

Dan siapa yang tau ketika Allah tidak menegur kami, bisa jadi kami terjebak dalam istidraj. (Naudzubillahi min dzalik)

Jadi Lesson Learnednya adalah dalam keadaan sesulit apapun berusahalah sekuat tenaga untuk tidak melakukan hal-hal diluar syariat ALLAH. Karena kemungkinannya hanya 2. Pertama, kalau ALLAH sayang pada kita, kita akan diberi cobaan dan kedua, jika ALLAH tidak sayang pada kita maka ALLAH akan biarkan kita terbuai dalam Istidraj.
(Naudzubillahi min dzalik)

Nah. Semoga ceritaku tadi bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk teman-teman semua.



































Post a Comment

1 Comments

  1. Assalamu'alaikum wr,wb.
    Mohon ijin berbagi sedikit pengalaman saya tentang hutang dan Riba.

    Saya dulu bekerja sebagai karyawan sebuah Bank, saya penebar Riba. Ketika itu karir saya bagus,kekayaan saya meningkat tajam. Sebab saya selain bekerja di Bank saya juga punya usaha sampingan yaitu Property.

    Rumah mewah saya punya, mobil mewah juga punya. Jaringan kerjasama Property sudah dimana2. Sebagian modal saya adalah Hutang di Bank.

    Pada suatu ketika perubahan terjadi pada usaha saya. Saya mengalami kebangkrutan dan kehancuran, utang saya dimana2, ada yang di bank, perorangan dan rentenir. Keadaan terbalik 180 derajat dengan kondisi saya sebelumnya.
    2 Tahun saya mengalami depresi, stres mungkin sudah mendekati gila.

    Alhamdulillah di tahun ke 3 saya melakukan terapi mental dengan seorang teraphis. Kondisi kejiwaan saya mulai membaik, saya mulai bisa berfikir dan saya mulai dari nol dalam mengenal Allah. Ya Tuhan Ya Robb, saya bertaubat atas dosa Riba dahulu, sy benar2 bertaubat.
    Suatu ketika Seorang Therapis sya mengenalkan kepada seseorang dan Alhamdulillah dia mau menolong saya, hutang saya Milyaran alhamdulillah lunas, dan saya mampu mengembangkan usaha tanpa ada unsur Riba. Allah memang Maha Kaya. Semua berkat pertolongan Allah.

    Maka dari itu mari kita JAUHI RIBA, sebelum semuanya hancur.

    Hormat saya, msofyan979797@gmail.com

    ReplyDelete